Berita

Kementerian PUPR Siapkan Air Bersih bagi Korban Longsor Ponorogo

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Tim Tanggap Darurat Kementerian PUPR telah menyalurkan sejumlah bantuan ke lokasi terdampak longsor di Kabupaten Ponorogo, di antaranya alat berat untuk membantu pencarian korban yang tertimbun longsor, dan kebutuhan dasar berupa air bersih dan sanitasi.

Basuki menyatakan, dalam kondisi darurat, yang paling penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi. Dari laporan Kordinator Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid, yang juga Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Kementerian PUPR, terdapat tiga dusun di Desa Singgahan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo yang terdampak kekurangan air bersih akibat bencana tersebut, di antaranya Dusun Ngradi, Dusun Mojo dan Dusun Cengkir.

Saat ini, tambahnya untuk distribusi air bersih telah disediakan 1 Unit Mobil Tangki Air (MTA) Kapasitas 4.000 liter, 1 Unit Dump Truk Kapasitas 6 meter kubik (m3), dan 5 Unit Hidran Umum (HU) Kapasitas 2.000 liter. Distribusi air bersih dilakukan melalui MTA yang bergerak ke setiap Kepala Keluarga dan juga pengisian HU yang saat ini sudah dipindahkan dari posko siaga ke dapur umum.

Tim tanggap darurat Kementerian PUPR juga dibantu oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di sekitar lokasi terdampak untuk pendistribusian air bersih. PDAM Ponorogo saat ini telah menyediakan 1 unit MTA berkapasitas 4.000 liter dan 3 unit HU berkapasitas 2.000 liter. Selain itu, PDAM Magetan juga telah menurunkan 1 unit MTA berkapasitas 4.000 liter.

Untuk mencukupi pasokan air yang disalurkan melalui MTA dan Hidran Umum, tim Kementerian PUPR bersama tim PDAM dan Dinas PU Kabupaten Ponorogo telah melakukan pencarian sumber mata air dan telah menemukan dua sumber mata air untuk mencukupi kebutuhan pengungsi di Barak 1 dan 2 sebagai hunian sementara yang telah dibangun bersama oleh tim di lapangan bersama TNI. Selain itu juga dilakukan koordinasi untuk menetapkan akses untuk mobilisasi, layout instalasi pipa dan pelaksanaan pemasangan jaringan.

Untuk pengambilan air bersih dari sumber mata air tersebut menggunakan Pipa HDPE hingga ke Barak 1 dan Barak 2. Kini tempat hunian sementara tersebut telah mendapatkan pasokan air. Tim PUPR juga menyiapkan Pompa Alcon 3 inch dua unit dan genset berkapasitas 2.000 Kva yang dimobilisasi dari Gudang Kementerian PUPR di Surabaya.

Air PDAM Jadi Kecokelatan, Warga Protes

Kualitas air PDAM Kabupaten Belitung kembali menjadi sorotan pelanggannya. Bahkan badan usaha daerah itu disebut-sebut akan menaikkan tarif tagihan airnya. Amri warga yang tinggal di Perumnas, Desa Aik Pelempang Jaya mengeluhkan kondisi tersebut. Pasalnya kualitas air PDAM terkadang sering keruh.

“Saya paham dengan kondisi PDAM, jadi kalau tarifnya naik dan masih wajar tidak apa-apa. Tapi kalau bisa diimbangi juga dengan pelayanannya,” ujar Amri kepada posbelitung.com, Rabu (29/3/2017). Ia menuturkan, air PDAM menjadi sumber air utama di rumahnya. Biasanya air tersebut digunakan untuk mencuci pakaian, mandi dan lainnya tapi tidak dikonsumsi.

Sehingga ketika airnya keruh, keluarga Amri kesulitan untuk memanfaatkan air tersebut. Oleh karena itu, ketika air PDAM keruh, Amri harus pandai-pandai menyiasati kondisi tersebut. “Ditadah dulu pakai ember, kalau langsung ke bak mandi nanti bisa kotor,” katanya.

Selain itu, Ratna yang juga pelanggan PDAM kaget ketika membuka keran di bak mandi rumahnya tadi pagi (kemarin pagi). Pasalnya air yang keluar tiba-tiba kecoklatan dan terdapat endapan. Akibatnya, ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Air Saga itu terpaksa menutup kembali keran tersebut.

“Airnya coklat benar dan kayak ada endapan mirip ampas kopi gitu. Biasanya kan airnya bersih,” katanya. Ia juga sempat menampung air tersebut menggunakan ember dan menunggu airnya jernih untuk dituang kembali dalam bak mandi. Namun melihat kondisi airnya tidak memungkin, akhirnya dibuang.

“Untung waktu siang airnya sudah lumayan walaupun masih agak keruh,” katanya. Kemudian, untuk besaran tagihan bulanan, kata dia, tidak pernah sama. Angka tagihan berkisar Rp 30 hingga Rp 35 ribu perbulannya.
“Kalau bulan lalu Rp 35 ribu, belum tahu bulan ini, karena belum dibayar,” katanya.

Sementara itu, Direktur PDAM Kabupaten Belitung, Erwinta sempat ditemui pos belitung di Kantor Pemkab Belitung. Dirinya terlihat bolak-balik keluar masuk ruangan di kantor tersebut. Ketika ingin dikonfirmasi, dirinya meminta untuk menunda, karena tengah mengurus administrasi. “Jumat saja ya. Kami lagi urus administrasi dan menunggu Bupati pulang dari luar kota,” katanya.

Berita Terkini
LIHAT